Kamis, 08 November 2012

Cerpen


[[TANGISAN ANAK TIRI]]


Aku adalah seorang janda. Suamiku meninggal 2 tahun yang lalu. Dulunya almarhum suamiku adalah seorang duda yang ditinggal mati oleh istrinya. Lalu beliau menikahiku dan setelah itu almarhum menitipkan anaknya padaku. Sebelum almarhum suamiku menikah denganku, beliau tidak memberitahu kepadaku bahwa dia sudah pernah menikah dan sudah punya a
nak. Dan itu diakuinya setelah kami menikah. Tentu saja aku kecewa bercampur kesal saat itu. Itulah yang membuatku membenci Bagas (nama samaran) sampai sekarang. Jangankan menyayangi anak itu. Mengasuhnya saja aku tidak sudi karna telah dibohongi sebelumnya. Pernah suatu hari anak itu tidak aku beri makan selama dua hari. Namun karna bagas terus menerus menangis karna kelaparan, akhirnya aku kasih makan juga. Entah karna kasihan atau karna jengkel mendengar tangisannya. Yang jelas saat itu aku menginginkan bagas mati saat itu namun gagal. Hingga sekarang bagas berumur 4 tahun. Saat itu anak berumur segitu tentu saja sedang nakal nakalnya. Dan hampir tiap hari aku memarahinya kadang memukulinya sepuas hati. Pernah aku berniat membunuh anak itu. Saat itu bagas sedang main dikamarku didepan meja rias. Bagas menggunakan lipstik kesayanganku dan mencoret coretkannya kedinding kamarku. Langsung saja aku maki maki dia dengan kata kata kasar lalu memukulinya dengan tangkai sapu sampai badannya biru biru. Ku pikir dia akan mampus saat itu. Namun bagas hanya bisa menangis sambil merintih kesakitan selama seharian. Dan hari itu juga dia tidak aku beri makan sampai besok dan kukurung dia didalam gudang selama dua hari. Begitulah yang sering aku lakukan kepada bagas kala dia membuat ulah didepanku.

Suatu hari, bagas sedang bermain dengan temannya didepan teras rumah. Mereka sedang asyik membakar lilin dan menyanyikan lagu ulang tahun. Ternyata mereka sedang bermain ulang tahun dengan sebatang lilin. Kebetulan aku sedang menikmati sarapan pagi diruang tamu dan bisa mengawasi mereka dari dalam rumah tanpa sepengetahuan mereka. Tak lama setelah itu, salah satu temannya berkata.
"eh..eh.. Kalian pelnah dapet kado apa aja saat ulang tahun..?" tanya putri. "aku dulu pelnah dapet kado mobil lemot kontlol cama ibuku." ujar satria. "kalo aku dulu dikacih kado boneka belbie cama ibuku abis itu aku diajak makan makan ke mekdi cama ibuku." ujar putri tak mau kalah. "aku juga pelnah diajak jalan jalan ke ancol cama ibuku waktu aku ulang taun. Kalo kamu gas pelnah dapet kado apa aja dali ibumu." ujar satria juga tak mau kalah. Bagas pun terdiam tak menjawab. Aku pun jadi serius mendengarkan pembicaraan mereka. Sepertinya mereka akan menggosipin aku.
"kamu belum pelnah dapet kado ulang tahun ya gas..?" tanya putri. Bagas lalu berdiri sambil berkacak pinggang. "enak aja..! Ibuku itu olang yang paling baik sedunia." ujar bagas.DEEG..!!! Aku langsung terkejut tak percaya mendengar bagas berkata seperti itu.
"ibuku tau kecukaanku. Aku celing dikacih mainan cama ibuku. Malahan ibuku akan mengajakku jalan jalan kekebun binatang tempat kecukaanku saat aku ulang taun nanti. Ibuku cangat cayang cama aku. Kalna itu ibuku tau kecukaanku." ujar bagas tak mau kalah membanggakan ibunya.
Lalu mereka terus membanggakan ibu mereka masing masing. Dan tak lama kemudian teman teman bagas pun pulang karna hari sudah siang. Bagas tak henti hentinya tersenyum ketika temannya meninggalkannya. Tapi tak lama kemudian, tiba tiba saja bagas menangis tersedu sedu.
"astaga.. Inikah anak yang aku benci selama ini.. Betapa hinanya aku telah menelantarkan anak yatim piatu itu." ujarku dalam hati dan air mataku pun menetes. Bagas terus menangis didepan teras. Aku tau bagas sangat iri pada teman temannya dan terpaksa harus berbohong demi menutupi kejahatanku padanya. Setelah itu bagas pun langsung mengusap air matanya dan berjalan kedalam rumah. Sesampainya dipintu rumah, langsung aku rangkul dia dengan berlinangan air mata.
"maafin ibu nak.. Ibu janji akan membawamu jalan jalan kekebun binatang saat kamu ulang tahun nanti. Maafin ibu ya nak.." ujarku sambil menangis memeluk bagas...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar