- · Model Pengambilan Keputusan
Faktor-faktor yang merupakan bagian atau
elemen yang ada dalam sebuah model untuk mengambil keputusan tentang produk,
yaitu :
a. Analisa
Pasar
b. Memonitor
Lingkungan
c. Menentukan
Tujuan Produk
d. Menentukan
Marketing Mix
e. Penerapan
Keputusan-keputusan Marketing Mix
f. Mengadakan
Prosedur Pengawasan
- · Tipe-tipe Proses Pengambilan Keputusan
Decition Making adalah tindakan
manajemen dalam pemilihan alternative untik mencapain sasaran.
Keputusan di bagi dalam 3 tipe :
1. Keputusan
Terstruktur
Keputusan
yang berulang-ulang dan rutin, sehingga dapat di program. Keputusan terstruktur
terjadi dan dilakukan terutama pd manajemen tinggkat bawah.
2. Keputusan
Setengah Terstruktur
Keputusan
yang sebagian dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian
tidak terstruktur.
3. Keputusan
Tidak Terstruktur
Keputusan
yang tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi.
- · Faktor-Faktor yang mempengaruhi pemecahan masalah
1.
Masalah Sederhana (Simple Problem) Corak / Jenis Masalah
-
Ciri :
Berskala besar , tidak
berdiri sendiri (memiliki kaitan erat dengan masalah lain ),
mengandung konsekuesi besar ,
pemecahannya memerlukan pemikiran yang tajam dan analitis.
-
Scope :
Pemecahan masalah
dilakukan secara kelompok yang melibatkan pimpinan dan segenap staf
pembantunya.
-
Jenis :
Masalah yang terstruktur
(Structured problems) dan masalah yang tidak terstruktur (Unstructured
problems).
2.
Masalah rumit (Complex Problems) Corak / Jenis Masalah
-
Definisi :
Masalah yang jelas faktor
penyebabnya , bersifat rutin dan biasanya timbul berulang kali sebagai
pemecahannya dapat dilakukan dengan teknik pengambilan keputusan yang bersifat
rutin, repetitif & dibakukan.
3.
Masalah yang tersrtuktur
-
Definisi :
Penyimpangan dari masalah
organisasi yang bersifat umum, tidak rutin, tidak jelas faktor penyebab dan
konsekuensinya . serta tidak repetitif kasusnya.
-
Sifat pengambilan keputusan :
Relatif lebih sulit dan
lama, diperlukan teknik PK yang bersifat non-programmed decision-making.
4.
Masalah yang tidak Terstuktur
Pendefinisian Masalah yang baik
Pendefinisian Masalah yang baik
-
Fakta dipisahkan dari opini atau spekulasi . Data objektif dipisahkan
dari persepsi .
-
Semua pihak yang terlibat diperlakukan sebagai sumber informasi.
-
Masalah harus dinyatakan secara eksplisit / tegas , untuk
menghindarkan dari pembuatan definisi yang tidak jelas.
-
Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas adanya ketidak
sesuaian antara standar atau harapan yang telah di tetapkan sebelumnya dan
kenyataan yang terjadi.
-
Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas , pihak pihak yang
terkait ataub berkepentingan dengan terjadinya masalah .
-
Definisi yang dibuat bukanlah seperti sebuah solusi yang samar.
- · Pembelian
Menurut
Kotler ( 2000 : 168 ) membedakan 5 peran yang dapat dimainkan
setiap individi didalam
keputusan pembelian :
a. Pencetus
Seorang yang pertama
kali mengusulkan gagasan untuk membeli produk dan jasa.
b. Pemberi
pengaruh
c. Pengambil
keputusan
Seseorang yang
memutuskan setiap komponen dari suatu keputusan pembelian apakah membeli, tidak
membeli, bagaimana membeli dan dimanakah membeli.
d. Pembeli
Orang yang melakukan
pembelian yang sesungguhnya.
e. Pemakai
Seseorang yang
mengkonsumsi atau mengunakan produk atau jasa yang bersangkutan.
- · Diagnosa Perilaku Konsumen
Persaingan dalam dunia bisnis dimasa sekarang
baik di pasar dalam negeri/domestic maupun di pasar luar negeri. Apalagi Negara
Indonesia uang telah melakikan Asean Free Trade Area (AFTA) pada tahun 2002,
hal ini berarati pelaku bisnis yang ada di dalam negeri selain merela harus
bersaing dengan pelaku bisnis local mereka juga bersaing dengan pelaku bisnis
luar negeri karena mereka telah di bebaskan bea masuk produk ayng mereka
tawarkan di pasar dalam negeri. Untuk mengenakan persaingan, perusahaan harus
mampu memberikan kepada para pelanggannya, misalnya dengan memberi produk yang
mutunya lebih baik, harganya baik, pelayanannya lebih baik dari para
pesaingnya.
Tidak
sedikit orang yang bingung memilih bank yang tepat. Maraknya iklan perbankan
yang juga mensponsori beberapa acara televise membuat masyarakat awam bingung
menabung di bank mana. Banyak masyarakat terjebak pada binga menggiurkan,
fasilitas Phone Banking, kerja sama dengan beberapa bank lain, layanan satu
atap serta layanan lain yang diiming-imingi iklan, televisi dan media cetak. Setelah
terpikat oleh janji-janji tersebut akhirnya mereka harus menyesal menjadi
nasabah tersebut.
Deregulasi financial di Indonesia dimulai
dengan dikeluarkannya paket juni 1983. Kebijakan ini merupakan kebijakan awal
yang member kebebasan kepada dunia perbankan. Tujuan adalah untuk mendorong dan
meningkatkan efisiensi dan profesionalisme melalui terciptanya mekanisme pasar
yang sehat di bidang manajemen dana bank. Dalam kondisi yang demikian bank
tidak boleh hanya duduk menunggu datangnya nasabah, bank dituntut untuk
bersikap agrsif dan bekerja lebih professional, sehingga mampu untuk
menjabarkan situasi yang sedang di hadapi dan mampu melihat kedepan sehingga
mampu melihat kedepan sehinnga para nasabah akan merasa bahwa bank merupakan
penasehatnya yang lebih terpercaya. Hal ini harus di dukung dengan peningkatan
pelayanan terhadap nasabah.
Persaingan perbankan nasional menjadi semakin
ketat. Persaingan bank bukan hanya sesame bank, baik bank nasional maupun bank
asing, tetapi juga dengan lembaga keuangan bukan bank, seperti modal ventura,
leasing, dan lembaga pembiayaan lainya. Disisi lain dengan perkembangan dan
perubahannya masyarakat akan berpengaruh pada tingkah laku masyarakat .
perbankan dituntut untuk dapat dikemukakan bahwa dengan semakin ketatnya
persaingan antara bank tersebut muncul permasalan baru yaitu kebutuhan produsen
di pasar verupa perebutan untuk mendapatkan tempat dihati konsumen yang
merupakan salah satu aspek yang cukup mendasari bagi sector perbankan untuk
dapat tetap survive.
Oleh karena itu kepuasan konsumen merupakan
masalah penting yang harus di perhatikan oleh perusahaan termasuk bank. Perilaku
konsumen mencerminkan mengapa seseorang konsumen membeli suatu produk dan bagaimana
konsumen itu memilih dan membeli suatu produk. Konsumen akan membeli suatu
produk untuk memenuhi kebutuhan yang di harapkannya. Oleh karena itu seorang
konsumen akan memilih barang yang memenuhi harapanya.
Dengan mengkaji perilaku konsumen perusahaan
dapat mengetahuin tentang hasil diagnose siapa dan apa serta bagaimana
kebenaran tentang pemakaian suatu produk. Dari perilaku konsumen menyenangi
produk saingan dan kurang menyenangi produk yang dihasilkan suatu perusahaan.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar