Sabtu, 12 Oktober 2013

Proses Pengambilan Keputusan Oleh Konsumen

  • ·        Model Pengambilan Keputusan

Faktor-faktor yang merupakan bagian atau elemen yang ada dalam sebuah model untuk mengambil keputusan tentang produk, yaitu :
a.    Analisa Pasar
b.    Memonitor Lingkungan
c.    Menentukan Tujuan Produk
d.    Menentukan Marketing Mix
e.    Penerapan Keputusan-keputusan Marketing Mix

f.     Mengadakan Prosedur Pengawasan

  • ·        Tipe-tipe Proses Pengambilan Keputusan

Decition Making adalah tindakan manajemen dalam pemilihan alternative untik mencapain sasaran.

Keputusan di bagi dalam 3 tipe :
1.    Keputusan Terstruktur
Keputusan yang berulang-ulang dan rutin, sehingga dapat di program. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pd manajemen tinggkat bawah.

2.    Keputusan Setengah Terstruktur
Keputusan yang sebagian dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak terstruktur.

3.    Keputusan Tidak Terstruktur
Keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi.

  • ·         Faktor-Faktor yang mempengaruhi pemecahan masalah

1.    Masalah Sederhana (Simple Problem) Corak / Jenis Masalah
-       Ciri :
Berskala besar , tidak berdiri sendiri (memiliki kaitan erat dengan masalah lain ), mengandung         konsekuesi besar , pemecahannya memerlukan pemikiran yang tajam dan analitis.
-       Scope :
Pemecahan masalah dilakukan secara kelompok yang melibatkan pimpinan dan segenap staf pembantunya.
-       Jenis :
Masalah yang terstruktur (Structured problems) dan masalah yang tidak terstruktur (Unstructured problems).

2.    Masalah rumit (Complex Problems) Corak / Jenis Masalah
-       Definisi :
Masalah yang jelas faktor penyebabnya , bersifat rutin dan biasanya timbul berulang kali sebagai pemecahannya dapat dilakukan dengan teknik pengambilan keputusan yang bersifat rutin, repetitif & dibakukan.

3.    Masalah yang tersrtuktur
-       Definisi :
Penyimpangan dari masalah organisasi yang bersifat umum, tidak rutin, tidak jelas faktor penyebab dan konsekuensinya . serta tidak repetitif kasusnya.

-       Sifat pengambilan keputusan :
Relatif lebih sulit dan lama, diperlukan teknik PK yang bersifat non-programmed decision-making.

4.    Masalah yang tidak Terstuktur

Pendefinisian Masalah yang baik
-       Fakta dipisahkan dari opini atau spekulasi . Data objektif dipisahkan dari persepsi .
-       Semua pihak yang terlibat diperlakukan sebagai sumber informasi.
-       Masalah harus dinyatakan secara eksplisit / tegas , untuk menghindarkan dari pembuatan definisi yang tidak jelas.
-       Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas adanya ketidak sesuaian antara standar atau harapan yang telah di tetapkan sebelumnya dan kenyataan yang terjadi.
-       Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas , pihak pihak yang terkait ataub berkepentingan dengan terjadinya masalah .
-       Definisi yang dibuat bukanlah seperti sebuah solusi yang samar. 

  • ·         Pembelian

Menurut Kotler ( 2000 : 168 ) membedakan 5 peran yang  dapat dimainkan
setiap individi didalam keputusan pembelian :
a.    Pencetus
Seorang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli produk dan jasa.
b.    Pemberi pengaruh  
Seorang dengan pandangan atau saran yang mempengaruhi keputusan.
c.    Pengambil keputusan
Seseorang yang memutuskan setiap komponen dari suatu keputusan pembelian apakah membeli, tidak membeli, bagaimana membeli dan dimanakah membeli.
d.    Pembeli
Orang yang melakukan pembelian yang sesungguhnya.
e.    Pemakai
Seseorang yang  mengkonsumsi atau mengunakan produk atau jasa yang bersangkutan.

  • ·         Diagnosa Perilaku Konsumen


Persaingan dalam dunia bisnis dimasa sekarang baik di pasar dalam negeri/domestic maupun di pasar luar negeri. Apalagi Negara Indonesia uang telah melakikan Asean Free Trade Area (AFTA) pada tahun 2002, hal ini berarati pelaku bisnis yang ada di dalam negeri selain merela harus bersaing dengan pelaku bisnis local mereka juga bersaing dengan pelaku bisnis luar negeri karena mereka telah di bebaskan bea masuk produk ayng mereka tawarkan di pasar dalam negeri. Untuk mengenakan persaingan, perusahaan harus mampu memberikan kepada para pelanggannya, misalnya dengan memberi produk yang mutunya lebih baik, harganya baik, pelayanannya lebih baik dari para pesaingnya.
            Tidak sedikit orang yang bingung memilih bank yang tepat. Maraknya iklan perbankan yang juga mensponsori beberapa acara televise membuat masyarakat awam bingung menabung di bank mana. Banyak masyarakat terjebak pada binga menggiurkan, fasilitas Phone Banking, kerja sama dengan beberapa bank lain, layanan satu atap serta layanan lain yang diiming-imingi iklan, televisi dan media cetak. Setelah terpikat oleh janji-janji tersebut akhirnya mereka harus menyesal menjadi nasabah tersebut.
Deregulasi financial di Indonesia dimulai dengan dikeluarkannya paket juni 1983. Kebijakan ini merupakan kebijakan awal yang member kebebasan kepada dunia perbankan. Tujuan adalah untuk mendorong dan meningkatkan efisiensi dan profesionalisme melalui terciptanya mekanisme pasar yang sehat di bidang manajemen dana bank. Dalam kondisi yang demikian bank tidak boleh hanya duduk menunggu datangnya nasabah, bank dituntut untuk bersikap agrsif dan bekerja lebih professional, sehingga mampu untuk menjabarkan situasi yang sedang di hadapi dan mampu melihat kedepan sehingga mampu melihat kedepan sehinnga para nasabah akan merasa bahwa bank merupakan penasehatnya yang lebih terpercaya. Hal ini harus di dukung dengan peningkatan pelayanan terhadap nasabah.
Persaingan perbankan nasional menjadi semakin ketat. Persaingan bank bukan hanya sesame bank, baik bank nasional maupun bank asing, tetapi juga dengan lembaga keuangan bukan bank, seperti modal ventura, leasing, dan lembaga pembiayaan lainya. Disisi lain dengan perkembangan dan perubahannya masyarakat akan berpengaruh pada tingkah laku masyarakat . perbankan dituntut untuk dapat dikemukakan bahwa dengan semakin ketatnya persaingan antara bank tersebut muncul permasalan baru yaitu kebutuhan produsen di pasar verupa perebutan untuk mendapatkan tempat dihati konsumen yang merupakan salah satu aspek yang cukup mendasari bagi sector perbankan untuk dapat tetap survive.
Oleh karena itu kepuasan konsumen merupakan masalah penting yang harus di perhatikan oleh perusahaan termasuk bank. Perilaku konsumen mencerminkan mengapa seseorang konsumen membeli suatu produk dan bagaimana konsumen itu memilih dan membeli suatu produk. Konsumen akan membeli suatu produk untuk memenuhi kebutuhan yang di harapkannya. Oleh karena itu seorang konsumen akan memilih barang yang memenuhi harapanya.
Dengan mengkaji perilaku konsumen perusahaan dapat mengetahuin tentang hasil diagnose siapa dan apa serta bagaimana kebenaran tentang pemakaian suatu produk. Dari perilaku konsumen menyenangi produk saingan dan kurang menyenangi produk yang dihasilkan suatu perusahaan.

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar